klik salah satu iklan untuk keluar

Join The Community

Showing posts with label Flora FAuna. Show all posts
Showing posts with label Flora FAuna. Show all posts

Saturday, April 16, 2011

Cantik Namun Berbahaya

Friday, April 15, 2011

Sadarkah Anda,? Jika Vampir Ternyata Ada Di Sekitar Kita .

Konsumsi darah secara ilmiah dikenal sebagai haematophagy, dan organisme yang mengkonsumsi sebagian atau secara eksklusif pada darah disebut haematophagous.Sebagai omnivora non-parasit, mudah bagi kita untuk menjelekkan gaya hidup yang tampaknya asing, tapi mempertimbangkan fakta bahwa makhluk lain, termasuk diri kita sendiri, terus dipaksa untuk membunuh untuk bertahan hidup.

Hewan-hewan yang akan anda kenali mungkin tampak licik, menyeramkan atau bahkan kejam, tetapi ini adalah hewan yang telah beradaptasi untuk memakan makhluk lain tanpa membunuh mereka.Secara Rasional, menghisap sedikit darah jauh lebih efisien dan aman daripada merobek kaki dan merobohkan antelop.

Wednesday, April 13, 2011

Mampukah Jamur Ini Merubah Semut Menjadi Zombie..???

Monday, April 11, 2011

Hewan Tercerdas Menurut Al-Quran dan Sains


Burung umumnya tidak dianggap hewan cerdas, sampai-sampai seseorang untuk merendahkan orang lain menyebutnya dengan "Otak Burung". Tetapi suatu hari, saya (Sahar El-Nadi) membaca sebuah ayat dari Quran yang melibatkan burung , yang membuat saya berhenti dan berpikir tentang makna dari sebuah ayat. Berikut adalah petikan ayat tersebut:

Friday, April 8, 2011

Fosil Dinosaurus Pertama di Angola

Inilah Telur Dinosaurus Mongolia Dipamerkan

Monday, March 21, 2011

Para Lamafa Sang Pemburu Paus Perkasa Dari Lamalera (Full pic)

Menyaksikan perburuan paus di Lamalera sungguh mengasyikkan. Selain bisa melihat betapa hebatnya nelayan di sana, kita dapat pula merasakan betapa menyatunya masyarakat dengan alam atau sesamanya.

Mereka segera mengikatkan kain di ujung bambu sebagai tanda sambil berteriak baleo, baleo, ajakan berburu paus. Para lamafa (pemburu paus) yang ada di pantai pun langsung meluncur dengan peledang masing-masing, perahu khusus yang disiapkan untuk memburu paus.

Lamafa Mateus Daen Ebang yang berada di Peledang Baka Tena dengan berani mendekati salah satu paus. Perahunya berhadap-hadapan sangat dekat dengan kepala paus. Dalam posisi yang sangat berbahaya itu, dengan cepat ia menikamkan tempulingnya, bambu panjang berujung besi panjang tajam berkait, ke ketiak paus, yang merupakan titik lemahnya.

Paus melakukan perlawanan. Namun, setelah mendapat serangan dari lamafa lain dan kena empat tikaman, paus itu tak berdaya. Semburannya sudah bercampur darah. Setelah bertarung sekitar 1,5 jam, paus sepanjang 10 meter dan tinggi 1 meter lebih itu pun akhirnya benar-benar tidak berkutik.

Asyik Bermain - Sejumlah bocah laki-laki asyik bermain di badan seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) sepanjang sekitar 10 meter yang berhasil diburu secara tradisional, di kawasan kampung nelayan Lamalera, di Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT),

Selanjutnya, paus diikatkan pada salah satu sisi perahu dan ditarik ke darat. Warga setempat yang menunggu di pinggir pantai bersorak. Mereka benar-benar mensyukuri tangkapan itu karena sejak digelar Misa Lefa, pemberkatan laut sebagai tanda tibanya musim melaut pada 1 Mei lalu, mereka belum mendapatkan paus buruan.

Perburuan paus di Lamalera bukan sebuah perburuan barbar untuk memenuhi naluri kebinatangan, melainkan sekadar menaklukkan makhluk yang lebih lemah tanpa batas. Tradisi Lamalera menunjukkan peradaban luhur yang sarat nilai.

Tradisi perburuan paus Lamalera diawali misa arwah yang digelar pada Jumat, 30 April, untuk memperingati arwah nelayan Lamalera yang tewas dalam perburuan paus. Sejak tahun 1970, ada sekitar 30 nelayan yang meninggal. Korban sebelumnya tidak terhitung.

Gotong-royong - Sejumlah warga bergotong-royong memotong, dan membagi hasil potongan dua ekor paus sperma (Physeter macrocephalus) yang berhasil diburu secara tradisional, di kawasan kampung nelayan Lamalera, di Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), . Hasil paus itu dibagikan secara adil dan merata antara lain untuk tuan tanah, awak perahu yang melakukan perburuan, dan anggota keluarga pemilik perahu.

Dalam tradisi ini semangat solidaritas terus dipupuk, misalnya melalui pembagian tangkapan. Untuk perburuan kali ini, tangkapan paus dibagikan kepada semua kampung Lamalera yang terdiri atas 1.740 jiwa (466 keluarga). Pembagiannya disesuaikan dengan peran dan strata sosial mereka. Bagian jantung paus, misalnya, untuk yang menikam paus pertama kali dan semua keluarga anggota suku pemilik perahu. "Saya juga mendapatkan bagian tenarap (ekor) dan fadar (pangkal ekor paus)," kata Kepala Suku Bediona Abel Onekala Beding, yang juga sebagai atamola, arsitek perahu, serta pemilik Peledang Menula Belollo dan Kelulus.

Pada era global yang terbuka ini, warga Lamalera memang tidak bisa menutup diri dari arus luar. Mungkinkah tradisi perburuan paus ini bertahan? Menurut tokoh suku Lelaona dan Tuan Perahu Praso Sapang, Martinus Huku, saat ini hanya ada 20 perahu yang masih aktif beroperasi. Jika melihat data 466 keluarga di Lamalera, tidak sampai 5 persen penduduk masih mempertahankan perahu perburuan paus.

Apalagi ada dorongan untuk melindungi mamalia laut itu dari kepunahan. Mulai tahun 2008, wacana konservasi Laut Sawu sudah gencar disosialisasikan di Lembata, salah satunya oleh World Wide Fund for Nature (WWF).

Perwakilan WWF Kabupaten Lembata, Februanti, membantah keberadaan mereka menjadi pemicu konflik masyarakat Lamalera. "Pengertian konservasi ditafsirkan keliru oleh masyarakat. Konservasi dianggap melarang perburuan paus."

Februanti menegaskan, perburuan paus tetap diperbolehkan, tetapi perlu dikontrol. Ketentuan internasional maupun peraturan pemerintah juga tidak melarang perburuan paus seperti di Lamalera sebab dilakukan secara tradisional untuk kebutuhan sendiri, bukan dikomersilkan ke luar pulau.

Namun, terpenting dari itu semua, warga Lamalera harus menimang-nimang langkah apa yang terbaik untuk menjaga tradisi perburuan paus, tetapi juga tidak membuat paus menjadi punah. Kepunahan paus berarti juga akan membuat punahnya tradisi langka perburuan di Lamalera.







 


















Saturday, March 19, 2011

Inilah Spesies Paus Bertanduk Yang Sangat Jarang Diketahui Manusia

Narwhal (Monodon monoceros) adalah nama salah satu paus yg paling tidak diketahui manusia. Nama “narwhal” berasal dari bahasa Norse Kuno yg berarti “paus mayat”. Nama itu diberikan karena kebiasaannya yg kadang-kadang berenang tak bergerak di permukaan laut dengan posisi perut menghadap ke atas & warna tubuhnya yg bertotol-totol kelabu seperti pelaut yg tenggelam.


Mereka diketahui hanya hidup di seluruh perairan Kutub Utara, tepatnya di Samudera Arktik. Narwhal adalah paus bergigi & termasuk karnivora yg memakan hewan-hewan laut seperti ikan, udang, atau cumi-cumi.

Tanduk spiral narwhal yang misterius ternyata berfungsi sebagai sensor raksasa yang membantunya mengetahui kualitas air dan untuk “mencium” narwhal lainnya. Tanduk paus narwhal yang panjangnya bisa mencapai 2,4 meter itu telah sejak lama menjadi teka-teki para ahli alam dan pemburu. Penjelasan mengenai fungsinya pun seringkali menimbulkan perdebatan, begitu kata Dr. Martin Nweeia, seorang peneliti Harvard School of Dental Medicine.


Menurut Nweeia, tanduk tersebut sepertinya memiliki kemampuan penginderaan hidrodinamik. Ia mengungkapkan hal ini dalam prsentasi di Konferensi mengenai Biologi Mamalia Laut di San Diego.

Narwhal (Monodon monoceros) adalah sejenis paus yang termasuk sangat langka. Panjang tubuhnya mencapai 4 hingga 4,5 meter, dan kebanyakan dijumpai di perairan lautan Artik sekitar Kanada, tapi kadang juga terlihat jauh ke timur hingga Rusia.

Tim Nweeia menemukan bahwa tanduk narwhal serupa dengan membran dengan permukaan yang amat sensitif. Ada sekitar 10 juta saraf yang terhubung ke permukaan tanduknya, guna mendeteksi perubahan suhu, tekanan, dan kadar garam air. “Tidak ada sesuatu yang sebanding dengannya di alam dan tak ada yang lebih unik dari tanduk narwhal dalam hal bentuk, kenampakan, dan fungsinya.


Setiap paus narwhal (Monodon monoceros) juga menggunakan suara untuk berkomunikasi satu sama lain seperti halnya lumba-lumba atau ikan paus lainnya. Bahkan, masing-masing kemungkinan memiliki suara unik yang juga menunjukkan identitasnya.

Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa mamalia laut menggunakan sinyal suara untuk berkomunikasi satu sama lain di dalam air. Penelitian terakhir bahkan menunjukkan bahwa paus punya dialek.

Namun, belum banyak penelitian yang mempelajari identitas suara seperti yang diguankan paus narwhal. Para penelitinya yakin paus narwhal menggunakan suara untuk mengenali sesamanya dan membedakan satu individu dengan individu lainnya.

Hal tersebut disimpulkan para ilmuwan setelah mempelajari suara tiga ekor narwhal di Teluk Admiralty di Pulau Baffin, Kanada. Mereka menggunakan perekam elektronik yang ditempel di badan mamalia raksasa tersebut.

“Untuk pertama kalinya, kami benar-benar dapat mengikuti hewan tersebut kapan saja mereka bersuara dan ke mana saja mereka bergerak,” kata Ari Shapiro dari the Woods Hole Oceanographic Institution.

Meskipun salah satu alat perekamnya hilang, dua yang tersisa telah menunjukkan bentuk suara yang berlainan, berupa suara siulan dan denyutan. Shapiro menunjukkan bahwa kedua jenis suara bukanlah sinyal yang dipakai untuk bertukar informasi mengenai sumber makanan, tapi sekedar menunjukkan identitas individu dalam komunikasi sosial.

Apa yang dilakukan paus narwhal mirip dengan lumba-lumba hidung botol yang juga mengeluarkan suara siulan untuk berkomunikasi. Meskipun data-data mengenai komunikasi di antara paus narwhal masih minim, para ilmuwan yakin ia memiliki pendengaran yang sangat peka seperti halnya paus lainnya.

Mereka rutin melakukan migrasi hingga ribuan kilometer dan berkelompok. Maka dengan suara yang berbeda-beda, masing-masing dapat membedakan individu dalam kelompoknya atau kelompok lainnya. Hasil penelitian ini dimuat dalam Journal of Acoustical Society of America edisi September 2006.
 










Sumber : http://lingkarmerah.blogspot.com

Monday, March 14, 2011

Jutaan Ikan Mati Di King's Harbor Marina , Redondo Beach California (Full Pic)

Para ahli biologi telah menemukan jutaan ikan mati yang muncul di King's Harbor Marina di Redondo Beach hari Rabu, setelah dites positif keracunan neurotoxin berbahaya. Departemen Ikan California awalnya menyalahkan keamtian massal ikan - ikan ini akibat kekurangan oksigen namun hasil peneltian lebih lanjut mengungkapkan sebaliknya.


Pejabat mengirimkan sampel ikan ke laboratorium untuk mengetahui racun, tetapi hasilnya tidak akan dipublikasikan sampai minggu depan.

jejak yang tinggi asam domoic ditemukan oleh tim independen dari ahli biologi di University of Southern California, setelah mereka meneliti dengan mengambil sampel mereka sendiri.

para ahli mengatakan. Akibat pengaruh neurotoxin yang kuat ikan sarden berenang dengan kekacaun ke marina,Mereka masih percaya bahwa kadar oksigen yang kritis dan rendah,adalah penyebab utama kematia, dan bukannya toksin ataupun ganggang laut.Pekerja umum dan relawan telah bekerja selama berhari-hari untuk membersihkan marina, setelah jutaan ikan mati terdampar Rabu pagi.Para ahli percaya bahwa ikan pertama tercekik setelah dikejar ke marina oleh air yang beracun Selasa malam.

Ikan mati, sebagian besar sarden bersama dengan ikan teri dan mackerel, mengapung sampai ke permukaan dari dasar laut pada hari Rabu.

Para pejabat mengatakan ada lapisan ikan sekitar dengan tebal sekitar 12 sampai 18 inci menutupi bagian bawah marina, dan ikan yang akan terus mengambang sampai ke permukaan.
Ahli keLautan telah memperingatkan bahwa waktu sangat penting, karena jika ikan membusuk, kadar oksigen akan terus turun di marina, hal ini akan membunuh kehidupan laut lainnya.

pembusukan juga dapat meningkatkan nutrisi di pelabuhan, yang menyebabkan Ganggang tumbuh dengan marak yang akan menguras kadar oksigen lebih lanjut.

Pemadam kebakaran menggunakan selang di bagian bawah pelabuhan untuk mencoba membuat bangkai ikan naik agar mudah diangkat.Sebuah truk vakum selokan juga digunakan untuk menyedot ikan mati dari air dengan selang plastik panjang.
Diperkirakan bahwa kegiatan bersih-bersih ini akan menelan biaya sekitar $ 100.000.
Ikan mati dibawa ke sebuah fasilitas dekat Victorville untuk diubah menjadi kompos organik.