Desain teleskop CCAT yang sedang dikembangkan di pegunungan Andes, Chile. (space.com)
Sebuah fasilitas teleskop sedang disiapkan untuk memantau ruang angkasa demi menyaksikan lahirnya galaksi ataupun bintang baru.
Cerro Chajnantor Atacama Telescope (CCAT), yaitu teleskop yang dibangun oleh astronom asal Cornell University, Amerika Serikat itu akan berlokasi di pegunungan Andes, Chile pada ketinggian 5.600 meter di atas permukaan laut.
Teleskop ini nantinya bisa digunakan oleh astronom dari seluruh dunia untuk memecahkan pertanyaan paling mendasar. Yakni, dari mana galaksi berasal dan bagaimana alam semesta terbentuk pada awalnya.
“Karbon di tubuh kita, silikon di komputer, perhiasan emas yang kita berikan pada pasangan, seluruhnya merupakan barang-barang yang diproduksi saat galaksi kita lahir,” kata Riccardo Giovanelli, profesor astronomi asal Cornell, dan ketua tim pengembang CCAT, seperti dikutip dari Space, Kamis 6 Januari 2011. “Hal-hal seperti inilah yang akan dieksplorasi menggunakan CCAT”.
Giovanelli menyebutkan, untuk dapat memahami proses pembentukan bahan-bahan yang dinikmati sekarang, perlu mengetahui bagaimana alam semesta terbentuk.
Teleskop CCAT itu akan memiliki diameter 25 meter dan menggunakan kamera serta spektrometer berukuran besar. Nantinya, teleskop akan dapat mensurvei langit dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang dalam satuan milimeter ataupun sub milimeter yang mampu memberikan kombinasi sensitivitas dan resolusi yang lebih luas.
Dengan kemampuan melakukan survei berskala besar terhadap langit, proyek ini juga akan melengkapi teleskop internasional Atacama Large Millimeter Array (ALMA) yang saat ini sudah mulai dibangun di kawasan yang sama, yakni gurun pasir Atacama, Chile.
Kedua fasilitas ini nantinya akan dapat bekerja secara bersama-sama. CCAT akan bertugas untuk menemukan sumber-sumber baru, sedangkan ALMA melakukan follow up dengan menghadirkan gambar-gambar yang lebih detail. (art)
Cerro Chajnantor Atacama Telescope (CCAT), yaitu teleskop yang dibangun oleh astronom asal Cornell University, Amerika Serikat itu akan berlokasi di pegunungan Andes, Chile pada ketinggian 5.600 meter di atas permukaan laut.
Teleskop ini nantinya bisa digunakan oleh astronom dari seluruh dunia untuk memecahkan pertanyaan paling mendasar. Yakni, dari mana galaksi berasal dan bagaimana alam semesta terbentuk pada awalnya.
“Karbon di tubuh kita, silikon di komputer, perhiasan emas yang kita berikan pada pasangan, seluruhnya merupakan barang-barang yang diproduksi saat galaksi kita lahir,” kata Riccardo Giovanelli, profesor astronomi asal Cornell, dan ketua tim pengembang CCAT, seperti dikutip dari Space, Kamis 6 Januari 2011. “Hal-hal seperti inilah yang akan dieksplorasi menggunakan CCAT”.
Giovanelli menyebutkan, untuk dapat memahami proses pembentukan bahan-bahan yang dinikmati sekarang, perlu mengetahui bagaimana alam semesta terbentuk.
Teleskop CCAT itu akan memiliki diameter 25 meter dan menggunakan kamera serta spektrometer berukuran besar. Nantinya, teleskop akan dapat mensurvei langit dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang dalam satuan milimeter ataupun sub milimeter yang mampu memberikan kombinasi sensitivitas dan resolusi yang lebih luas.
Dengan kemampuan melakukan survei berskala besar terhadap langit, proyek ini juga akan melengkapi teleskop internasional Atacama Large Millimeter Array (ALMA) yang saat ini sudah mulai dibangun di kawasan yang sama, yakni gurun pasir Atacama, Chile.
Kedua fasilitas ini nantinya akan dapat bekerja secara bersama-sama. CCAT akan bertugas untuk menemukan sumber-sumber baru, sedangkan ALMA melakukan follow up dengan menghadirkan gambar-gambar yang lebih detail. (art)
0 komentar:
Post a Comment