Bumi ternyata sempat mengalami masa superdingin di masa awal pembentukan planet sekitar 4 miliar tahun lalu. Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi meteorit-meteorit kecil yang memborbardir Bumi.
Ilmuwan dari Imperial College London, Inggris, mempelajari efek Late Heavy Bombardment (LHB), periode awal tata surya di mana Bumi dibombardir oleh meteorit-meteorit kecil itu. Studi tersebut dipimpin oleh Dr Richard Court dari Department of Earth Science and Engineering universitas tersebut.
Berdasarkan studi itu, diketahui bahwa bombardir meteorit-meteorit mikro yang terjadi 4 miliar tahun yang lalu itu menyebabkan suhu Bumi jauh lebih dingin dari semula sehingga bisa menghambat kehidupan. Hasil penelitian dipublikasikan di jurnal Geochimica et Cosmochimica Acta 1 April 2011 lalu.
Bagaimana mekanismenya? Ketika masuk ke atmosfer Bumi, meteorit akan terpanaskan hingga suhu 1000 derajat Celsius. Pada saat itulah, meteorit terbakar dan melepaskan beragam macam gas, salah satunya adalah sulfur dioksida yang kemudian membentuk aerosol.
Aerosol memiliki sifat menghalangi cahaya dan panas Matahari masuk ke Bumi. Ketika banyak meteorit yang melepaskan sulfur dioksida yang menjadi aerosol, maka konsentrasi senyawa tersebut di atmosfer meningkat. Akibatnya Bumi menerima panas yang lebih sedikit dan menjadi lebih dingin.
Tim peneliti menggambarkan, efek pendinginan yang terjadi bisa disetarakan dengan efek "erupsi gunung Pinatubo tahun 1991 yang terjadi setiap tahun selama jangka waktu 100 juta tahun". Gunung Pinatubo sendiri dalam erupsi tersebut melepaskan 17 juta ton sulfur dioksida dan menghalangi 10 persen panas matahari.
Konsentrasi sulfur dioksida akibat bombardir meteorit, berpadu dengan panas matahari saat itu yang 30 persen lebih kecil dari sekarang, mengakibatkan kondisi super dingin. Aklibatnya, mikroba primitif sulit untuk bertahan. Di sini, tampak bahwa pendinginan mengakibatkan bencana global dan menghambat kehidupan.
Peneliti mengatakan, hal yang sama tak cuma terjadi di Bumi, tetapi juga di Mars. Diketahui, bombardir meteorit menyebabkan akumulasi sulfur dioksida sebanyak 500 ribu ton tiap tahun pada periode yang sama di Mars. Efek pendinginannya sekitar 1/34 erupsi efek Pinatubo tiap tahun selama 100 tahun.
"Meteorit kecil sebesar gula pasir ini adalah materi yang tertinggal dalam periode awal tata aurya, membantu terbentuknya Bumi dan Mars. Studi kami fokus pada bagaimana meteorit kecil ini juga bisa mengakibatkan bencana skala global di Bumi dan Mars," kata Court.
Studi Court merupakan kelanjutan dari studi sebelumnya yang menyatakan bahwa meteorit bukan sumber metana di atmosfer Mars, meningkatkan harapan bahwa metana bisa saja muncul dari makhluk hidup di Mars. Hasil penelitian juga mendeskripsikan bagaimana meteorit membawa gas yang membuat Bumi bisa dihuni.
Tidak diuraikan mekanisme dari Bumi dan Mars yang pernah mengalami pendinginan itu bisa menghangat lagi. Namun, ke depan penelitian akan tetap dilanjutkan untuk mengkaji konstribusi gas yang berasal dari meteorit pada planet-planet di luar tata surya.
Sumber : SCIENCEDAILY
0 komentar:
Post a Comment